KEPRIBADIAN
SEHAT MENURUT CARL ROGER
Menurut
Rogers orang yang memiliki kepribadian sehat adalah orang yang dapat
mengaktualisasikan diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi
dikontrol oleh peristiwa kanak-kanak seperti yang di ajukan oleh aliran
freudian, misalnya toilet training, penyapihan ataupun pengalaman seksual
sebelumnya. Rogers lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat bahwa masa
lampau memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang masa
sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya.
Aktualisasi
dapat memudahkan dan meningkatkan pematangan dan pertumbuhan. Aktualisasi diri
adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat serta potensi
psikologisnya yang unik. Roger percaya bahwa manusia memiliki dorongan yang
dibawanya sejak lahir untuk menciptakan dan hasil ciptaan yang paling penting
adalah diri orang sendiri, suatu tujuan yang dicapai jauh lebih sering oleh
orang-orang yang sehat daripada orang-orang yang sakit secara
psikologisnya.
Menurut
roger manusia yang rasional dan sadar, tidak dikontrol oleh masa kanak-kanak,
tetapi menurutnya masa sekarang dan bagaimana kita memandangnya bagi
kepribadian yang sehat jauh lebih penting daripada maa lampau. Tetapi beliau
mengemukakan bahwa pengalaman-pengalaman masa lampau dapat mempengaruhi kita
memandang masa sekarang yang dapat mempengaruhi tingkat kesehatan psikologis.
Menurut Rogers
orang yang memiliki kepribadian sehat adalah orang yang dapat
mengaktualisasikan diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi
dikontrol oleh peristiwa kanak-kanak seperti yang di ajukan oleh aliran
freudian, misalnya toilet training, penyapihan ataupun pengalaman seksual
sebelumnya. Rogers lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat bahwa masa
lampau memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang masa
sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya.
Sebagai makhluk hidup manusia merupakan organisme, yaitu makhluk fisik (physical
creature) dengan semua fungsi-fungsinya, baik secara fisik maupun psikis.
Organisme ini juga merupakan locus (tempat) semua pengalaman,
dan pengalaman ini merupakan persepsi seorang tentang peristiwa-peristiwa yang
terjadi dalam diri sendiri dan juga di dunia luar.
Pengertian
organisme mencakup 3 hal :
1.
Makhluk hidup : organisme adalah makhluk yang
lengkap dengan fungsi fisik dan psikisnya. Organisme adalah tempat semua
pengalaman, segala sesuatu yang secara potensial terdapat dalam kesadaran
setiap saat, yakni persepsi seseorang mengenai event yang terjadi di dalam diri
dan di dunia luar.
2.
Realitas subjektif : organisme menanggapi dunia
seperti yang diamati atau dialaminya. Realita adalah medan persepsi yang
sifatnya subjektif, bukan fakta benar-salah. Realita subjektif semacam itulah
yang menentukan/membentuk tingkah laku.
3.
Holisme : organisme adalah salah satu
kesatuan sistem, sehingga perubahan pada suatu bagian akan mempengaruhi bagian
lain. Setiap perubahan memiliki makna pribadi dan bertujuan yakni tujuan
mengaktualisasi, mempertahankan dan mengembangkan diri.
Medan fenomenal merupakan keseluruhan pengalaman internal (persepsi mengenai
diri sendiri) dan pengalaman eksternal
-
Pengalaman yang disimbolkan (symbolized) pengalaman disadari
-
Pengalaman yang disimbolkan tetapi diingkari atau terdistorsi (denied
or distorted) pengalaman disadari
-
Pengalaman yang tidak disimbolkan atau diabaikan (ignored) pengalaman
tidak disadari.
Struktur
Kepribadian
Self
Self atau self
concept adalah konsep menyeluruh yang ajeg dan terorganisir tersusun
mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang
bukan aku. Self concept menggambarkan konsepsi orang mengenai
dirinya sendiri, ciri-ciri yang dianggapnya menjadi bagian dari dirinya,
pandangan diri dalam berbagai perannya dalam kehidupan dan dalam kaitannya
dengan hubungan interpersonal.
Konsep pokok
dari teori kepribadian Rogers adalah self, sehingga dapat dikatakan selfmerupakan
struktur kepribadian yang sebenarnya. Carl Rogers mendeskripsikan the
self atau self-structure sebagai sebuah konstruk yang menunjukan
bagaimana setiap individu melihat dirinya sendiri. Self ini dibagi 2 yaitu :
-
Real Self adalah keadaan diri individu saat ini.
-
Ideal Self adalah keadaan diri individu yang ingin dilihat oleh individu
itu sendiri atau apa yang ingin dicapai oleh individu tersebut.
Perhatian Rogers yang utama adalah bagaimana organisme dan self dapat dibuat
lebih kongruen/ sebidang. Artinya ada saat dimana self berada pada keadaan
inkongruen, kongruensi self ditentukan oleh kematangan, penyesuaian, dan
kesehatan mental, self yang kongruen adalah yang mampu untuk menyamakan antara
interpretasi dan persepsi “self I” dan “self me” sesuai dengan realitas
dan interpretasi self yang lain. Semakin lebar jarak antara keduanya, semakin
lebar ketidaksebidangan ini. Semakin besar ketidaksebidangan, maka
semakin besar pula penderitaan yang dirasakan dan jika tidak mampu maka akan
terjadi ingkongruensi atau mal-adjustment atau neurosis. Misalkan anda memiliki ideal
selfsebagai orang yang memiliki bentuk tubuh ideal serta memiliki prestasi
yang tinggi dibanding teman –teman anda, tetapi nyatanya real self anda
adalah orang yang tidak memiliki bentuk tubuh yang ideal serta prestasi anda
adalah rata-rata dengan teman-teman anda maka akan ada kesenjangan antara real
self dan ideal self yang dapat menimbulkan kecemasan.
Bila seseorang, antara “self concept”nya dengan organisme mengalami
keterpaduan, maka hubungan itu disebut kongruen (cocok) tapi bila sebaliknya
maka disebut Inkongruen (tidak cocok) yang bisa menyebabkan orang mengalami
sakit mental, seperti merasa terancam, cemas, defensive dan berpikir kaku serta
picik. Sedangkan ciri-ciri orang yang mengalami sehat secara psikologis
(kongruen), dalam Syamsu dan Juntika (2010:145) disebutkan sebagai berikut :
1.
Seseorang mampu mempersepsi dirinya, orang lain dan
berbagai peristiwa yang terjadi di lingkungannya secara objektif
2.
Terbuka terhadap semua pengalaman, karena tidak
mengancam konsep dirinya
3.
Mampu menggunakan semua pengalaman
4.
Mampu mengembangkan diri ke arah aktualisasi diri (fully
functioning person).
Bagian dari
medan fenomenal yang terdiferensiasikan dan terdiri dari pola-pola pengamatan
dan penilaian sadar atas diri sendiri.
-
Berkembang dari interaksi dengan lingkungan
-
Individu berperilaku dengan cara yang selaras/ konsisten dengan self
-
Pengalaman yang tidak selaras dengan self dianggap sebagai ancaman
-
Self mungkin berubah sebagai hasil dari maturation dan proses belajar
Dinamika
kepribadian
Menurut
roger organisme memiliki satu motivasi utama yaitu kecenderungan untuk
aktualisasi diri dan tujuan utama hidup manusia adalah untuk menjadi manusia
yang bisa mengaktualisasikan diri, dapat diartikan sebagai motivasi yang
menyatu dalam setiap makhluk hidup yang bertujuan mengembangkan seluruh
potensi-potensinya sebaik mungkin. Pada dasarnya manusia memiliki dua
kebutuhan utama yaitu kebutuhan untuk penghargaan positif baik dari orang lain
maupun dari diri sendiri.
Rogers
percaya, manusia memiliki satu motif dasar, yaitu kecenderungan untuk
mengaktualisasi diri. Kecendeurngan ini adalah keinginan untuk memenuhi
potensi yang dimiliki dan mencapai tahap “human-beingness” yang
setinggi-tingginya. Kita ditakdirkan untuk berkembang dengan cara-cara
yang berbeda sesuai dengan kepribadian kita. Proses penilaian (valuing
process) bawah sadar memandu kita menuju perilaku yang membantu kita
mencapai potensi yang kita miliki. Rogers percaya, bahwa manusia pada
dasarnya baik hati dan kreatif. Mereka menjadi destruktif hanya jika konsep
diri yang buruk atau hambatan-hambatan eksternal mengalahkan proses penilaian.
Manusia
adalah makhluk yang bergerak maju kecenderungan dasar manusia adalah untuk
mencapai aktualisasi diri (untuk mewujudkan, memelihara & meningkatkan
pengalaman).
·
Kebutuhan yang ada pada manusia untuk mencapai
aktualisasi yakni kebutuhan pemeliharaan (maintenance) memuaskan
kebutuhan dasar.
·
Kebutuhan peningkatan diri (enhancement)
menjadi lebih baik, berkembang, mencapai tujuan.
·
Kebutuhan lain yaitu kebutuhan penerimaan positif dari
orang lain (positive regard of others) dan penerimaan positif dari diri
sendiri (self regard).
Untuk
bergerak ke arah mendapatkan tujuannya manusia harus mampu untuk membedakan
antara perilaku yang progresif yaitu perilaku yang mengarahkan pada aktualisasi
diri dan perilaku yang regresif yaitu perilaku yang menghalangi pada
tercapainya aktualisasi diri. Manusia harus memilih dan mampu membedakan mana
yang regresif dan mana yang progresif. Dan memang dorongan utama manusia adalah
untuk progresif dan menuju aktualisasi diri.
Peranan Positive Regard
Setiap
manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan,
pengagungan, dan cinta dari orang lain (warmth, liking, respect, sympathy
& acceptance, love & affection). Kebutuhan ini disebut need
for positive regard. Positive regard terbagi menjadi 2
yaitu:
Conditional
positive regard (bersyarat)
Conditional
positive regard atau penghargaan positif bersyarat misalnya
kebanyakan orang tua memuji, menghormati, dan mencintai anak dengan
bersyarat,yaitu sejauh anak itu berpikir dan bertingkah laku seperti
dikehendaki orangtua.
Unconditional
positive regard (tak bersyarat).
Unconditional
positive regard disini anak tanpa syarat apapun dihargai dan
diterima sepenuhnya.
Rogers
menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami
penghargaan positif tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai, dicintai karena nilai
adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat
defensif namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan. Setelah self dan organism bisa
menjadi suatu kesatuan yang baik, namun ketika ia masuk ke lingkungan sosial
luar yang beperan sebagai medan phenomenal. Belum tentu ia dapat berkembang
dengan sebagaimana mestinya.
Untuk
mengatasi tekanan yang dirasakan, Rogers berpendapat terdapat cara untuk
mengatasinya, yaitu melalui Pertahanan. Ketika individu berada dalam incongruity maka
pada saat itu individu berada dalam situasi terancam. Menjelang situasi yang
mengancam itu individu akan merasa cemas. Salah satu cara menghindarinya adalah
dengan melarikan diri dalam bentuk psikologis dengan menggunakan
pertahanan-pertahanan. Dua macam cara pertahanan adalah Pengingkaran dan
Distorsi perseptual.
Pengingkaran adalah dimana individu memblokir situasi yang mengancam
melaluimenyingkirkan kenangan buruk atau rangsangan yang memancing kenangan itu
munculdari kesadaran (menolak untuk mengingatnya).
Distorsi perseptual adalah penafsiran kembali sebuah situasi sedemikian
rupasehingga tidak lagi dirasakan terlalu mengancam.
Ketika pertahanan yang dilakukan seseorang runtuh dan merasa dirinya hancur
berkeping-keping disebut sebagai psikosis. Akibatnya perilaku individu menjadi
tidak konsisten, kata-kata yang keluar dari mulutnya tidak nyambung, emosinya
tidak tertata, tidak mampu membedakan antara diri dan bukan diri serta menjadi
individu yang tidak punya arah dan pasif.
Sumber: Schultz, Duane. (1991). Psikologi
Pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Samsyu Yusuf dan Juntika Nurihsan. (2007).
Teori Kepribadian. Bandung: Rosda.
Jarvis, Matt. (2006). Teori-Teori Psikologi.
Bandung: Nusa Media dan Nuansa.
0 komentar:
Posting Komentar