PENGERTIAN MANAJEMEN
Manajemen berasal dari Bahasa Latin
,yaitu dari asal kata manus yang berarti tangan dan agree(melakukan).
Kata-kata itu digabung menjadi manager yang artinya menangani.
Managere di terjemahkan ke bahasa inggris to manage (kata kerja), management
(kata benda), dan manager untuk orang yang melakukannya. Management di
terjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi manajemen (pengelolaan).
Dalam Encyclopedia of the Social
Science dikatakan bahwa mnajemen adalah suatu proses dengan mana
pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
Manajemen menurut Parker(Stoner &
Freeman,2000) adalah seni melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang (the art
of getting things done through people). Sapre (2002) menyatakan bahwa manajemen
adalah serangkaian kegiatan yang diarahkan langsung untuk penggunaan sumber
daya organisasi secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan
organisasi. Manajemen menurut Hughes,et al.(2002) adalah berkenaan dengan
efisiensi, perencanaan, kertas kerja, prosedur, pelaksanaan regulasi, pengawasan,
dan konsistensi.
Meskipun banyak definisi manajemen yang telah diungkapkan para ahli sesuai
pandangan dan pendekatannya masing-masing, seperti Barnard (1938), Terry
(1960), Gray (1982), Siregar & Samadhi (1997), Hitt,et,all.(1989), Schermerhon
(1996), Wright & Noe (1996), Nanang Fattah (1996), Matteson &Ivancevich
(1966),Handoko (2003), Dressler (2003), Casio (2003), dan Gibson (2009), namun
tidak satupun yang memuaskan. Walaupun demikian, esensi manajemen dapat
dipandang, baik sebagai proses (fungsi) yang meliputi POLC.
Manajemen dalam arti luas adalah
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan (P3) sumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Manajemen dalam arti sempit adalah
manajemen sekolah/madrasah yang meliputi: perencanaan program sekolah/madrasah,
pelaksanaan programsekolah/madrasah, kepemimpinan kepala sekolah/madrasah, pengawas
evaluasi, dan system informasi sekolah/madrasah. Jika istilah administrasi
banyak digunakan oleh Amerika Serikat, Kanada dan Australia, maka manajemen
banyak digunakan oleh Inggris, Afrika dan Negara-negara Eropa.
Manajemen dalam Bahasa Inggris dikenal
dengan kata manage yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan, dan mengelola
(John M,Echols & Hassan Shadily,2003:372). Sedangkan dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia (W.J.S. Poerwadarminta,2007:742) manajemen diartikan sebagai
cara mengelola suatu perusahaan besar. Pengelolaan atau pengaturan dilaksanakan
oleh seorang manager (pengatur/pemimpin) berdasarkan urutan manajemen.
Definisi manajemen mengalami
perkembangan dari masa ke masa tergantung kebutuhan organisasi, sehingga
istilah manajemen yang dikemukakan oleh para ahli sanagat beragam. Definisi
manajemen yang diutarakan para ahli tidak ada yang dijadikan patokan dalam
pelaksanaan manajerial, akan tetapi seseorang manager harus mampu melaksanakan
peranannya memilih konsep manajemen yang akan dijadikan landasan dalam
organiasi yang dipimpinnya.
Definisi manajemen harus dapat menjawab
rumusan 5W1H (what, when, who, why, where dan how). Apa yang diatur? kapan
diatur? Siapa yang mengatur? Mengapa harus diatur? Dimana harus diatur? Dan
Bagaimana mengaturnya? Keenam pertanyaan harus dijawab dalam merumuskan teori
manajemen.
Para ahli memandang manajemen dari sudut
yang berbeda, yaitu beberapa ahli memandang manajemen sebagai suatu ilmu dan
seni, ahli lain memandang manajemen sebagai suatu proses dan sebagai profesi.
Kata Manajemen berasal
dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan
mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara
universal. Kata manajemen berasal dari bahasa
Italia (1561) maneggiare yang berarti “mengendalikan,”
terutamanya “mengendalikan kuda” yang berasal dari bahasa latin manus
yang berati “tangan”. Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège
yang berarti “kepemilikan kuda” (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti
seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa
Italia. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Mary Parker
Follet, mendefinisikan manajemen: sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin
mendefinisikan manajemen: sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals)
secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai
dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan
secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Istilah manajemen,
terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman.
Selanjutnya,
bila kita mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen
mengandung tiga pengertian yaitu :
1. Manajemen sebagai suatu proses,
2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas
manajemen,
3. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan
(Science).
Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses,
berbeda-beda
definisi yang diberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna
definisi manajemen
menurut pengertian yang pertama itu, dikemukakan tiga buah definisi. Dalam
Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dimana
pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi. Selanjutnya,
Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui
kegiatan orang
lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama. Menurut
pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan
aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang
melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen. Menurut
pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu
pengetahuan. Mengenai inipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat,
segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan segolongan yang lain
mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu sama
mengandung kebenarannya. Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu
proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu
kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud
yang nyata. Manajemen juga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni.
Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau
dalam kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman,
pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan
manajemen. Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah
suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Definisi dari
mary ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para manajer mencapai suatu
tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk melaksanakan apa
saja yang perlu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan pekerjaan
itu oleh dirinya sendiri. Itulah manajemen, tetapi menurut Stoner
bukan hanya itu saja. Masih banyak lagi sehingga tak ada satu definisi saja
yang dapat diterima secara universal. Menurut James A.F.Stoner, manajemen
adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari gambaran di atas menunjukkan bahwa manajemen adalah Suatu
keadaan terdiri dari
proses yang ditunjukkan oleh garis (line) mengarah kepada proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, yang mana
keempat proses tersebut
mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Manajemen
adalah penyelesaian pekerjaan melalui kegiatan-kegiatan dari orang lain.
Pengertian manajemen yang dikemukakan para ahli tersebut dapat dikatakan bersifat universal (umum). Dalam arti bahwa, manajemen dapat ditetapkan dalam berbagai bidang usaha manusia, baik dalam pabrik, sekolah, bank, hotel, rumah sakit, kantor bahkan sampai kepala kehidupan rumahtangga. Manajemen merupakan proses pencapaian tujuan melalui kegiatan orang lain. Tujuan yang dimaksud adalah sasaran manajemen yang harus dicapai secara efektif dan efisien. Dalam mencapai tujuan, kegiatan manajemen harus dapat menyatukan pikiran, perasaan, kemauan, bahan-bahan, tenaga (orang-orang), uang, mesin dan segala fasilitas lainnya yang dibutuhkan, sehingga apa yang diharapkan dapat benar-benar tercapai dengan efektif (tepat guna) dan efisien (daya guna). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses penggerakan kerja sama dengan orang lain dan segala fasilitas yang diperlukan.
Pengertian manajemen yang dikemukakan para ahli tersebut dapat dikatakan bersifat universal (umum). Dalam arti bahwa, manajemen dapat ditetapkan dalam berbagai bidang usaha manusia, baik dalam pabrik, sekolah, bank, hotel, rumah sakit, kantor bahkan sampai kepala kehidupan rumahtangga. Manajemen merupakan proses pencapaian tujuan melalui kegiatan orang lain. Tujuan yang dimaksud adalah sasaran manajemen yang harus dicapai secara efektif dan efisien. Dalam mencapai tujuan, kegiatan manajemen harus dapat menyatukan pikiran, perasaan, kemauan, bahan-bahan, tenaga (orang-orang), uang, mesin dan segala fasilitas lainnya yang dibutuhkan, sehingga apa yang diharapkan dapat benar-benar tercapai dengan efektif (tepat guna) dan efisien (daya guna). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses penggerakan kerja sama dengan orang lain dan segala fasilitas yang diperlukan.
Kata manajemen sering kita dengar dalam kehidupan
sehari-hari. Manajemen dikehidupan sehari-hari biasa diartikan sebagai cara mengatur,
contohnya manajemen hidup sehari-hari, manajemen kerja, manajemen perkantoran
dan lain sebagainya.
Suatu sistem agar dapat berjalan dengan baik diperlukan manajemen yang baik pula. Sistem tersebut misalnya suatu organisasi, perusahaan, daerah maupun negara. Apabila manajemennya kurang bagus, maka berjalannya sistem juga akan kurang berhasil.
Suatu sistem agar dapat berjalan dengan baik diperlukan manajemen yang baik pula. Sistem tersebut misalnya suatu organisasi, perusahaan, daerah maupun negara. Apabila manajemennya kurang bagus, maka berjalannya sistem juga akan kurang berhasil.
PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Miftah Thoha (1998:1) mengemukakan bahwa
“ Suatu organisasi akan berhasil atau gagal sebagian bias ditentukan oleh
kepemimpinan”. Pengertian tersebut menjelaskan kepada kita bahwa keberhasilan
organisasi dalam menjalankan programnya didukung oleh kepemimpinan yang baik
pula. Oleh karena itu, kepemimpinan yang baik harus mampu dipahami dan
diterapkan secara baik dalam diri pemimpin.
Kepemimpinan dalam bahasa Indonesia
merupakan asal kata dari pemimpin yang diberi imbuhan ke-an. Mahmud M.Hanafi
(2011:316) mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses mengarahkan dan
mempengaruhi aktivitas-aktivitas tugas dari orang-orang dalam kelompok.
G.R Terry (2008:152) mengungkapkan bahwa
kepemimpinan merupakan kemampuan mengarahkan pengikut-pengikutnya untuk bekerja
sama dengan kepercayaan serta tekun mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh
pimpinan mereka.
Ordway Tead memberikan rumusan Leadership
is the activity influencing people to cooperate some good which they come to
find desirable.
Kepemimpinan adalah suatu kegiatan
mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama guna mencapai tujuan tertentu yang
diinginkan (Wursanto;2003:196). Hal ini senada dikemukakan oleh Slamet Santosa
(2004:44) yang mendefinisikan kepemimpinan sebagai usaha mempengaruhi anggota
kelompok agar mereka bersedia menyumbangkan kemampuannya lebih banyak dalam
mencapai tujuan kelompok yang telah disepakati. Menurut Goestch dan Davis
(1994:192) kepemimpinan merupakan kemampuan untuk membangkitkan semangat orang
lain agar bersedia dan memiliki tanggung jawab total terhadap usaha mencapai atas
melampaui tujuan organisasi. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi
orang-orang guna mencapai tujuan organisasi.
Ngalim Purwanto (1993:26) mengartikan
kepemimpinan sebagai suatu bentuk persuasi, suatu seni pembinaan kelompok
orang-orang tertentu, biasanya melalui human relation dan motivasi yang tepat
sehingga tanpa adanya rasa takut mereka mau bekerja sama dan membanting tulang
memahami dan mencapai segala apa yang menjadi tujuan-tujuan organisasi.
Kepemimpinan adalah perilaku seorang
individu ketika ia mengarahkan aktivitas sebuah kelompok menuju suatu tujuan
bersama (Hemphill & Coons,1957:7)
Kepemimpinan adalah suatu jenis hubungan
kekuasaan yang ditandai oleh persepsi anggota kelompok bahwa anggota kelompok
yang lain mempunyai hak untuk merumuskan pola perilaku dari anggota yang
pertama dalam hubungannya dengan kegiatannya sebagai anggota kelompok
(Janda,1960:358).
Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi
yang dilaksanakan dan diarahkan melalui proses komunikasi, ke arah pencapaian
tujuan atau tujuan-tujuan tertentu (Tannenbaum,Weschler &
Massarik,1961:24).
Kepemimpinan adalah interaksi
antarmanusia dimana salah satunya menyajikan satu jenis informasi tertentu
sedemikian rupa sehingga yang lain yakin bahwa hasilnya akan lebih baik jika ia
berprilaku sesuai dengan cara-cara yang dianjurkan atau diharapkan
(Jacobs,1970:232).
Pengertian Kepemimpinan, Dalam bahasa Indonesia "pemimpin" sering
disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak,
ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah
Memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan
dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara. Istilah
pemimpin, kemimpinan, dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang sama
"pimpin". Namun demikian ketiganya digunakan dalam konteks yang
berbeda. Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu; karenanya
seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki ketrampilan kepemimpinan dan
belum tentu mampu memimpin. Istilah Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan
dengan ketrampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang;
oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan "pemimpin".
Pemimpin yang baik merupakan seseoran manajer yang efektif yang harus memiliki
kualitas dan kemampuan pimpinan yang baik. Pemimpin yang baik juga harus dapat
menyesuaikan dan mengmbangkan diri sendiri dan mampu menguasai serta
mengarahkan dan mengembangkan pengaruh orang lain. Arti pemimpin adalah seorang
pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan
di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk
bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau
beberapa tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan
kelebihan - khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia mampu
mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan. Pemimpin jika dialihbahasakan
ke bahasa Inggris menjadi "LEADER", yang mempunyai tugas untuk
me-LEAD anggota disekitarnya. Sedangkan makna LEAD adalah: - Loyality, seorang
pemimpin harus mampu membagnkitkan loyalitas rekan kerjanya dan memberikan
loyalitasnya dalam kebaikan.
- Educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan mewariskan
tacit knowledge pada rekan-rekannya. - Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada. - Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya.
- Educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan mewariskan
tacit knowledge pada rekan-rekannya. - Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada. - Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya.
Dalam suatu organisasi , kepemimpinan merupakan factor yang sangat penting
dalam menentukan percapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.
Factor-faktor penting yang terdapat dalam pengertian kepemimpinan sebagai berikut
Factor-faktor penting yang terdapat dalam pengertian kepemimpinan sebagai berikut
a. Pendayagunaan Pengaruh.
b. Hubungan Antar Manusia.
c. Proses Komunikasi.
d. Pencapaian Suatu Tujuan.
Pimpinan yang dapat dikatakan sebagai pemimpin setidaknya memenuhi beberapa
kriteria, yaitu :
1. Pengaruh: Seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki orang-orang yang mendukungnya yang turut membesarkan nama sang pimpinan.
1. Pengaruh: Seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki orang-orang yang mendukungnya yang turut membesarkan nama sang pimpinan.
2. Kekuasaan/power: Seorang pemimpin umumnya diikuti oleh orang lain karena
dia memiliki kekuasaan/power yang membuat orang lain menghargai keberadaannya.
3. Wewenang: Wewenang di sini dapat diartikan sebagai hak yang diberikan kepada pemimpin untuk fnenetapkan sebuah keputusan dalam melaksanakan suatu hal/kebijakan.
4. Pengikut: Seorang pemimpin yang memiliki pengaruh, kekuasaaan/power, dan wewenang tidak dapat dikatakan sebagai pemimpin apabila dia tidak memiliki pengikut yang berada di belakangnya yang memberi dukungan dan mengikuti apa yang dikatakan sang pemimpin.
3. Wewenang: Wewenang di sini dapat diartikan sebagai hak yang diberikan kepada pemimpin untuk fnenetapkan sebuah keputusan dalam melaksanakan suatu hal/kebijakan.
4. Pengikut: Seorang pemimpin yang memiliki pengaruh, kekuasaaan/power, dan wewenang tidak dapat dikatakan sebagai pemimpin apabila dia tidak memiliki pengikut yang berada di belakangnya yang memberi dukungan dan mengikuti apa yang dikatakan sang pemimpin.
Dari
beberapa pengertian di atas maka pada hakikatnya kepemimpinan adalah kemampuanseseorang
untuk membimbing, mempengaruhi, menggerakkan dan memberikan contoh terhadap
prilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan.
Tipe-tipe & Teori Kepemimpinan
Dalam berorganisasi tentu kita mempunyai seorang pemimpin, dan tentunya
mempunyai cara kepemimpinan yang khas. Berikut tipe-tipe kepemimpinan tersebut.
Tipe-tipe Kepemimpinan
Tipe-tipe Kepemimpinan
Pada umumnya para pemimpin dalam setiap organisasi dapat diklasifikasikan
menjadi lima type utama yaitu sebagai berikut :
- Tipe pemimpin otokratis
- Tipe pemimpin militeristik
- Tipe pemimpin paternalistis
- Tipe pemimpin karismatis
- Tipe pomimpin demokratis
1. Tipe Pemimpin Otokratis
Tipe pemimpin ini menganggap bahwa pemimpin adalah merupakan suatu hak.
Ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah sebagai berikut: Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi. Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alat semata-mata Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain karena dia menganggap dialah yang paling benar. Selalu bergantung pada kekuasaan formal. Dalam menggerakkan bawahan sering mempergunakan pendekatan (Approach) yang mengandung unsur paksaan dan ancaman. Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe mimpinan otokratis tersebut di atas dapat diketahui bahwa tipe ini tidak menghargai hak-hak dari manusia, karena tipe ini tidak dapat dipakai dalam organisasi modern.
2. Tipe Kepemimpinan Militeristis
Ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah sebagai berikut: Menganggap bahwa organisasi adalah milik pribadi. Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi. Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alat semata-mata Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain karena dia menganggap dialah yang paling benar. Selalu bergantung pada kekuasaan formal. Dalam menggerakkan bawahan sering mempergunakan pendekatan (Approach) yang mengandung unsur paksaan dan ancaman. Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe mimpinan otokratis tersebut di atas dapat diketahui bahwa tipe ini tidak menghargai hak-hak dari manusia, karena tipe ini tidak dapat dipakai dalam organisasi modern.
2. Tipe Kepemimpinan Militeristis
Perlu diparhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan seorang
pemimpin tipe militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam organisasi
militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah bertipe
militeristis. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut: Dalam menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan,
perintah mencapai tujuan digunakan sebagai alat utama.
Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan jabatannya.Sonang kepada formalitas yang berlebihan Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan Tidak mau menerima kritik dari bawahanMenggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan. Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe pemimpin militeristis jelaslah bahwa tipe pemimpin seperti ini bukan merupakan pemimpin yang ideal.
Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan jabatannya.Sonang kepada formalitas yang berlebihan Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan Tidak mau menerima kritik dari bawahanMenggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan. Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe pemimpin militeristis jelaslah bahwa tipe pemimpin seperti ini bukan merupakan pemimpin yang ideal.
3. Tipe Pemimpin Paternalistis
Tipe kepemimpinan fathornalistis, mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat
fathernal atau kepakan.ke Pemimpin seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat
kebapaan dalam menggerakkan bawahan mencapai tujuan. Kadang-kadang pendekatan
yang dilakukan sifat terlalu sentimentil. Sifat-sifat umum dari tipe pemimpin
paternalistis dapat dikemukakan sebagai berikut: Menganggap bawahannya sebagai
manusia yang tidak dewasa.
Bersikap terlalu melindungi bawahanJarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan. Karena itu jarang dan pelimpahan wewenang.
Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya tuk mengembangkan inisyatif daya kreasi. Sering menganggap dirinya maha tau. Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin seperti ini sangat diporlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi sifar-sifar negatifnya pemimpin faternalistis kurang menunjukkan elemen kontinuitas terhadap organisasi yang dipimpinnya.
4. Tipe Kepemimpinan Karismatis
Bersikap terlalu melindungi bawahanJarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan. Karena itu jarang dan pelimpahan wewenang.
Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya tuk mengembangkan inisyatif daya kreasi. Sering menganggap dirinya maha tau. Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin seperti ini sangat diporlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi sifar-sifar negatifnya pemimpin faternalistis kurang menunjukkan elemen kontinuitas terhadap organisasi yang dipimpinnya.
4. Tipe Kepemimpinan Karismatis
Sampai saat ini para ahli manajemen belum berhasil menamukan sebab-sebab
mengapa seorang pemimin memiliki karisma. Yang diketahui ialah tipe pemimpin
seperti ini mampunyai daya tarik yang amat besar, dan karenanya mempunyai
pengikut yang sangat besar. Kebanyakan para pengikut menjelaskan mengapa mereka
menjadi pengikut pemimpin seperti ini, pengetahuan tentang faktor penyebab
Karena kurangnya seorang pemimpin yang karismatis, maka sering hanya dikatakan
bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural
powers), perlu dikemukakan bahwa kekayaan, umur, kesehatan profil pendidikan
dan sebagainya. Tidak dapat digunakan sebagai kriteria tipe pemimpin
karismatis.
5. Tipe Kepemimpinan Demokratis
5. Tipe Kepemimpinan Demokratis
Dari semua tipe kepemimpinan yang ada, tipe kepemimpinan demokratis
dianggap adalah tipe kepemimpinan yang terbaik. Hal ini disebabkan karena tipe
kepemimpinan ini selalu mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan dengan
kepentingan individu.
Beberapa ciri dari tipe kepemimpinan demokratis adalah sebagai berikut:
Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah mahluk yang termulia di dunia. Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan organisasi. Senang menerima saran, pendapat dan bahkan dari kritik bawahannya. Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada bawahan agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisyatif dan prakarsa dari bawahan. Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan. Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.
Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin. Dari sifat-sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin tipe demokratis, jelaslah bahwa tidak mudah untuk menjadi pemimpin demokratis.
Beberapa ciri dari tipe kepemimpinan demokratis adalah sebagai berikut:
Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah mahluk yang termulia di dunia. Selalu berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan organisasi. Senang menerima saran, pendapat dan bahkan dari kritik bawahannya. Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada bawahan agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisyatif dan prakarsa dari bawahan. Lebih menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan. Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.
Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin. Dari sifat-sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin tipe demokratis, jelaslah bahwa tidak mudah untuk menjadi pemimpin demokratis.
Teori-teori Kepemimpinan
Beberapa teori telah dikemukakan para ahli majemen mengenai timbulnya
seorang pemimpin. Teori yang satu berbeda dengan teori yang lainnya.
Di antara berbagai teori mengenai lahirnya paling pemimpin ada tiga di antaranya yang paling menonjol yaitu sebagai berikut:
Di antara berbagai teori mengenai lahirnya paling pemimpin ada tiga di antaranya yang paling menonjol yaitu sebagai berikut:
1. Teori Genetie
Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan "leaders are born and
not made". bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan
karena ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin.Dalam keadaan bagaimana pun
seorang ditempatkan pada suatu waktu ia akan menjadi pemimpin karena ia
dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.
2. Teori Sosial
Jika teori genetis mengatakan bahwa "leaders are born and not
made", make penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu: "Leaders
are made and not born".
Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.
Penganut-penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.
3. Teori Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori
sosial. Penganut-ponganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat
menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki
bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian dikembangkan melalui pendidikan
yang teratur dan pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan
lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.
Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan
teori sosial dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori
kepemimpinan.Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam masih
diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa faktor-faktor yang
menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik.
Kesimpulan
Dari materi diatas dapat dsimpulkan
bahwa terdapat pengertian manajemen dan kepemimpinan dari berbagai ahli. Terdapat
pengertian secara luas mengenai manajemen yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan (P3) sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efisien. Sedangkan pengertian kepemimpnan menurut bahasa Indonesia adalah asal
kata dari pemimpin yang diberi imbuhan ke-an. Mahmud M.Hanafi (2011:316) mendefinisikan
kepemimpinan sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas
tugas dari orang-orang dalam kelompok. Selain penjelasan mengenai pengertian
dari keduanya, terdapat juga tipe-tipe dan teori kepemimpinan.
DAFTAR PUSTAKA
Manulang,M.2012.DASAR-DASAR MANAJEMEN.Yogyakarta:Gadjah Mada
University Press.
Afifuddin,M.M.2012.Dasar-dasar Manajemen.Bandung:ALFABETA.
Usman,Husaini.2012.MANAJEMEN: Teori,Praktek, dan Riset Pendidikan Edisi 4.Jakarta:Bumi
Askara.
Ashar,S.M.2008.PSIKOLOGI INDUSTRI dan ORGANISASI.Jakarta:Unversitas
Indonesia.
Sarlito,W.S.2005.PSIKOLOGI SOSIAL:Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan.Jakarta.Balai
Pustaka.
0 komentar:
Posting Komentar